Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Efektif Melakukan Asesmen Resiko K3 di Rumah Sakit


cara melakukan asesmen resiko k3


Di MFK SNARS 2018, banyak sekali standar yang menyebutkan kata atau aktivitas asesmen resiko. Di beberapa bagian juga diminta bukti risk registernya. Lalu ada pula pre contruction risk assessment, fire safety risk assessment dan risk assesment lainnya. Ini maksudanya gimana sih? Kok banyak banget asesmen resiko yang diminta? Dan kenapa pula dipisah-pisah begini?

Kalau anda pernah berpikir seperti itu, maka kita sama.

Sewaktu awal-awal bekerja di ruamh sakit, saya sempat bingung dengan banyaknya asesmen resiko yang dilakukan. Padahal saat bekerja di K3 non RS saya hanya punya dua tools untuk asesmen resiko, yaitu HIRADC (Hazard Identification Risk Assesment and Determined Control) dan JSA (job safety analisis). Kedua tools ini digunakan untuk semua aktivitas rutin atau non rutin di perusahaan.

Saya heran kenapa K3RS tidak mengakomodir cara ini saja, yakni menggunakan HIRADC atau JSA dalam setiap aktivitas kerjanya. Jadi setiap awal tahun setiap unit wajib membuat HIRADC di unit kerjanya masing-masing.  HIRADC ini melingkupi semuanya, baik soal aktivitas pekerjaan, rutinitas pekerjaan, tahap pekerjaan, fasilitas dan bangunan, bencana alam, kebakaran dan lain sebagainya. Lalu untuk pekerjaan yang beresiko dan non rutin seperti saat pekerjaan diketinggian dan renovasi maka dibuat JSA nya saja.

Kalau sudah begini kan enak, tidak perlu membuat form asesmen resiko yang berbeda-beda judulnya, rupanya hingga sop nya. Tingga buat satu form saja (HIRADC), dimana isi form ini sudah komprehensif dan lengkap serta bisa digunakan untuk semua asesmen resiko.

Contohnya di MFK 4, kita diminta untuk membuat asesmen resiko terkait bangunan dan fasilitas dan area beresiko keamanan, lalu di MFK 7 diminta untuk asesmen resiko kebakaran. Nah kalau dilihat-lihat kan tiga hal tersebut bisa menggunakan form HIRADC dan JSA. Tinggal cantumkan saja soal bagungan, fasilitas dan kebakaran di dalam HIRADC nya. HIRADC ini pun dibuat oleh setiap unit kerja, sehingga hasilnya akan lebih detail lagi.

Kecuali untuk asesmen resiko terkait kewaspadaan bencana ya, soalnya disana sudah disebutkan untuk menggunakan HVA atau HSI. Nah itu kurang tepat bila menggunakan HIRADC soalnya untuk formnya sudah disediakan tersendiri. Tapi untuk PCRA, kita bisa menggunakan JSA saja. Soalnya ya lebih pas digunakan untuk kegiatan kontruksi/renovasi. Lagipula bila melihat pekerjaan proyek beresiko diluar sana, mereka kebanyakn menggunakan JSA untuk asesmen resikonya.

Jadi saya kira tidak perlu untuk membuat satu form bernama PCRA. Soalnya ya JSA sudah bisa mengakomodir itu semua.

Tapi tentu saja kita tidak bisa melakukan hal diatas semua. Soalnya K3RS diatur oleh akreditasi RS. Sehingga apa yang disebutkan oleh akreditasi RS maka hal itulah yang harus dipenuhi. Misal dalam satu poin audit akreditasi disebutkan untuk membuat FSRA atau PCRA, maka kamu harus membuat judul form yang sama sesuai dengan apa yang diminta di standar. Bila berbeda, bisa bisa nilai standar kamu bisa dikurangi oleh surveyor.

Bisa dibilang K3RS masihlah kaku dan kurang adaptif dari K3 non RS.

Lalu bagaimana cara efektif melakukan asesmen resiko di rumah sakit?

Saya sih merekomendasikan untuk menggunakan HIRADC untuk seluruh asesmen resiko di rumah sakit khususnya soal K3. Bila PPI atau PMKP ingin membuat asesmen resiko tersendiri ya silakan saja. Tapi buat K3 saya merekomendasikan agar menggunakan form HIRADC. Ada baiknya form HIRADC yang digunakan adalah yang sudah sesuai ISO 45001. Wah formnya bakal lengkap, keren dan komprehensif sekali pastinya.

Agar bisa lulus akreditasi, maka yang perlu diperbaiki adalah kontennya. Silakan masukan poin asesmen resiko yang diminta di standar ke dalam form HIRADC tersebut. Saya yakin pasti semua bisa dimasukkan kesana deh. Kamu tidak perlu membuat form asesmen resiko yang berbeda-beda lagi. Buat aja form HIRADC, lalu di panduannya kamu masukkan keterangan bahwa form ini dapat digunakan untuk asesmen resiko yang diminta di standar SNARS 2018. Jadi satu form untuk seluruh asesmen resiko K3.

Tapi bila kamu tetap ingin membuat form asesmen resiko sesuai standar yang diminta, itu juga tidak masalah. Tapi ya siap-siap kamu harus membuat berbagai form, berbagai SPO dan berbagai panduan. Sehingga butuh kerja lebih keras lagi dalam membuatnya.

Posting Komentar untuk "Cara Efektif Melakukan Asesmen Resiko K3 di Rumah Sakit"