Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membuat Risk Register Rumah Sakit

risk register rumah sakit


Dari berbagai postingan saya yang ada, akhir-akhir ini banyak sekali pembaca yang mencari informasi mengenai risk register rumah sakit. Risk register ini menjadi salah satu penilaian akreditasi SNARS 2018 khususnya di poin MFK. Mungkin masih belum banyak literatur mengenai risk register ini ya, terus juga belum banyak juga web atau blog yang menuliskannya, makanya pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit mengulas lebih dalam lagi mengenai risk register.

Risk register merupakan daftar-daftar resiko yang ada di suatu tempat. Berhubung bahasan kali ini soal MFK, maka daftar resikonya ya daftar resiko terkait fasilitas dan lingkungan. Risk register merupakan sebuah produk dari proses identifikasi resiko. Makanya pembahasan kali ini banyak sangkut pautnya dengan manajemen resiko.

Dalam pelayanannya, rumah sakit pasti memiliki resiko-resiko. Agar resiko ini tidak merugikan rumah sakit maka diperlukan upaya manajemen resiko. Seperti yang kita ketahui upaya manajemen resiko sendiri terdiri dari beberapa Langkah, yaitu identifikasi bahaya, penilaian resiko, penentuan pengendaliannya dan rencana tindak lanjutnya. Tahapan-tahapan itulah yang mesti kamu lalui bila ingin mendapatkan sebuah risk register.

Lalu bagaimana sih cara membuat risk register?

Buat Regulasinya Dulu
Hal pertama yang wajb kamu lakukan adalah membuat regulasi terkait manajemen resiko. Berhubung scope manajemen resiko ini luas dan tidak hanya ada di MFK saja, ada baiknya regulasi ini berbentuk panduan atau pedoman. Silakan kamu buat panduan manajemen resiko rumah sakit. Dari panduan ini maka kamu pasti akan membuat suatu tools untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai resiko. Tools ini bisa berupa formulir atau checklis. Di banyak perusahaan form ini bernama Form HIRADC (hazard identification, risk assessment and determining control).

Dalam membuat panduan, sebaiknya kamu mengambil referensi dari sumber-sumber terpercaya. Untuk manajemen resiko di rumah sakit sendiri sudah ada regulasi dari pemerintah yang mengaturnya. Silakan cek disana ya. Nah panduan manajemen resiko ini, bisa kamu buat terintegrasi dengan komite lainnya (PMKP, PPI) atau dibuat khusus K3/MFK saja. Silakan atur aja baiknya gimana. Saran saya, untuk toolsnya sebaiknya diseragamkan saja. Jadi formulirnya bisa digunakan oleh beberapa komite lainnya.

Lakukan Edukasi terkait Manajemen Resiko
Poin ini sangatlah penting untuk dilakukan. Sebelum kamu menyuruh unit/orang untuk membuat risk register, ada baiknya kamu lakukan edukasi terlebih dahulu. Edukasi ini meliputi konsep manajeen resiko, cara mengidentifikasi resiko, cara menilai resiko dan bagaimana tindak lanjutnya. Apa yang diajarkan disini sebaiknya selara dengan isi dari panduan manajemen resiko rumah sakitnya. Untuk sasarannya sendiri sebaiknya adalah kepala ruangan/unit/bagian/bidang/komite.

Jangan hanya teori saja, lakukan simulasi nya juga. Saat pelatihan berlangsung, kamu siapkan form HIRADC kosong. Lalu bagikan ke peserta. Berikan mereka tugas untuk mengisinya dengan mengidentifikasi resiko di unitnya masing-masing. Bila sudah, lakukan forum guide discussion, review beberapa form HIRADC yang sudah diisi, dan gali lagi kemampuan identifikasi bahaya dari para peserta pelatihan.

Buat Identifikasi Bahaya
Salah satu elemen penting dalam manajemen resiko adalah identifikasi bahaya. Identifikasi bahaya sangatlah penting, karena dari sinilah risk register akan terbentuk. Kemampuan setiao orang dalam mengidentifikasi bahaya berbeda-beda, ada yang sensitive ada juga yang kurang. Nah di fase ini Tim K3RS sangat berperan dalam membimbing mereka untuk mengidentifikasi bahaya dengan baik dan benar.

Identifikasi bahaya sebaiknya bersifat komprehnsif. Jadi jangan seputar bahaya-bahaya secara general saja, melainkan bisa lebih spesifik. Kamu bisa melakukan identifikasi bahaya dari proses aktivitas pekerjaan. Misal pada proses injeksi. Nah dari tahapan yang ada lakukan identifikasi bahayanya satu per satu. Atau mungkin contoh simpelnya gini. Pada aktivitas mengisi gallon di dispenser. Tahapan aktivitasnya kan begini ya
1. Angkat gallon kosong : terpeleset
2. Bersihkan dispenser : tersetrum
3. Buka tutup gallon baru : luka
4. Bersihkan gallon baru : terkena B3
5. Angkat gallon : Terjatuh, terpeleset, gallon tumpah, gallon tumpah kena listrik, cedera punggung, ergonomi, manual handling, kelebihan beban
6. Posisikan di dispenser dengan benar : terjatuh

Nah dari keenam aktivitas tersebut pasti selalu ada resiko dan bahayanya kan? Nah buatlah identifikasi bahaya sedetail itu. Makanya dalam melakukan identifikasi bahaya ada baiknya kamu buat per aktivitas-aktivitas. Jangan hanya melihatnya dari kasat mata saja. Seperti gini misalnya. Di ruang Lab. Kita hanya menuliskan : tumpahan B3, terjatuh, terpeleset, tersetrum, alat medis rusak, terpapar B3. Nah kalau kamu hanya membuatnya seperti itu, dijamin hasilnya gak akan mengintepretasikan manajemen resiko yang ada.

Berhubung disini kita punya Batasan yakni hanya terkait fasilitas dan lingkungan saja, maka identifikasilah bahaya sesuai dengan keenam poin MFK yaitu keselamatan & keamanan, pengelolaan B3, bencana, kebakaran, alat medis dan system utlitas. Buatlah identifikasi bahaya yang melibatkan sleuruh aktivitas terkait hal-hal itu.

Penilaian Resiko
Setelah kita berhasil melakukan identifikasi bahya, Langkah selanjutnya adalah menilai resiko. Resiko sendiri dinilai dari perkalian antara dampak (consequence) dengan frekuensi (likelihood). Skala yang dipakai biasanya 1-5. Nah disinilah pentingnya panduan manajemen resiko. Karena dengan adanya panduan itu, maka kamu jadi punya acuan dalam melakukan penilaian resiko.

Kalau kamu sudah punya nilai resiko, kamu jadi gak perlu bingung dalam menetukan nilai resikonya. Misal dalam bahaya gallon jatuh saat dipindah ke dispenser.  Nah dari segi dampaknya, paling bila terkena kaki bisa menyebabakan patah tulang atau terkilir. Kita bisa taruh nilai 3 disana. Sedangkan dari segi frekuensinya, kamu bisa menentukan dari Riwayat sebelumnya. Sebebrapa sering kasus angkat gallon jatuh terjadi disana. Bila tidak pernah, silakan beri nilai 1 saja.

Bila sudah dapat silakan kalikan, maka akan dapat nilai 3. Kita lihat matriks resikonya, kalau nilai 3 itu masuk ke grading warna apa sih? Oh ternyata warna hijau. Hijau sendiri berarti Low, alias resiko rendah. Nah hasil penilaian resikonya sudah dapat nih, yaitu resiko rendah. Lakukan penilaian resiko dari semua identifikasi bahaya yang ada

Tetapkan pengendalian resikonya
Langkah terakhir adalah menetapkan Tindakan pengendaliannya. Dari setiap bahaya yang sudah diidentifikasi dan dinilai, maka kita perlu menetapkan upaya perbaikannya. Upaya perbaikan ini adalah bakal calon isi dari program manajemen resiko fasilitas dan lingkungan. Program tersebut kan wajib berbasis resiko ya, jadi untuk pembuatannya sendiri wajib melihat resiko-resiko yang ada di rumah sakit.

Pengendalian bahaya sendiri bisa kamu lakukan dengan menggunakan hierarki pengendalian bahaya, yakni eliminisi, subtitusi, rekayasa engineering, administrasi dan APD. Buatlah pengendalian bahaya yang masuk akal dan mudah dalam implementasinya soalnya apa yang dikerjakan disini adalah apa yang ditulis dalam program manajemen resiko fasilitas dan lingkungan. Fokuslah pada nilai resiko dengan grading merah dan kuning.

Dokumen Risk Register Sudah Siap
Banyak yang salah paham mengenai risk register ini. Kebanyakan orang berpikir bahwa dokumen risk register adalah dokumen yang hanya berisi daftar-daftar resiko saja. Padahal sebetulnya tidaklah begitu. Dokumen risk register yang dimasuknya di standar MFK SNARS adalah Form HIRADC yang sudah terisi dengan lengkap oleh unit-unit.

Nah dari Form HIRADC tersebut, Tim k3 akan melakukan rekapitulasi atau penggabungan. Tentu saja masih memakain form yang sama yaitu form HIRADC. Form HIRADC keseluruhan inilah yang akan ditunjukan ke surveyor saat akreditasi nanti. Form HIRADC yang berasal dari unit-unit wajib dilakukan verifikasi dan review dari Tim K3. Ketika sudah lulus, nah tim K3 wajib menandatanganinya dan menyerahkan Kembali ke unit untuk disimpan dan disosialisasi.

Oke begitulah cara membuat risk register rumah sakit. Hal paling sulit disini adalah dalam mengidentifikasi bahayanya. Makanya diperlukan waktu dalam membuat risk register yang bagus dan komprehensif. Oiya risk register ini wajib diperbaharui secara berkala ya.

Semoga tulisan ini membantu ya teman-teman.

Buat kamu yang ingin memiliki Form HIRADC Rumah Sakit silakan kontak 085697664651 untuk pemesanan dan pembeliannya.

Untuk pemesanan dokumen bisa cek di http://bit.ly/pemesananinfok3rs

 

Butuh konsultasi terkait K3RS atau MFK? Chat aja langsung di https://wa.me/6285697664651

 

#k3rs #infok3rs #mfk #akreditasirs

Posting Komentar untuk "Cara Membuat Risk Register Rumah Sakit"